Pekerjaan Amburadul Dengan Uang Negara Yang Fantastis Untuk Proyek BWSS Tanjab Barat

Pekerjaan Amburadul Dengan Uang Negara Yang Fantastis Untuk Proyek BWSS Tanjab Barat
Share

TEPATAPADATNEWS, KUALA TUNGKAL. Beberapa Proyek Pembangunan bak penampungan air baku di Kabupaten Tanjab Barat yang bersumber dari dana APBN dengan nilai miliyaran rupiah melalui Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) VI Provinsi Jambi menjadi sorotan karena buruknya kualitas fisik hingga ada yang terbengkali karena tidak bisa di manfaatkan masyarakat.

Temuan terbaru, mesin penyedot air  pada proyek penampungan air baku di Desa Jati Mas, Kecamatan Bram itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang di bangun pada 2018 lalu menjadi keluhan warga karena rusak, sehingga tidak warga tidak bisa mendapatkan azas manfaatnya.

Menurut keterangan warga setempat mesin tersebut belum lama digunakan sudah rusak hingga sekarang belum diperbaiki.

" Sekitar 6 bulan atau 7 bulan lah diperkirakan mesin ini bisa di gunakan sejak mulai pembangunan selesai, setelah itu sampai sekarang tidak berfungsi," keluh salah satu warga sekitar.

Selain itu sebut warga, bangunan depannya sempat miring namun sudah perbaiki. Bahkan, dilanjutkan warga, akibat kerusakan mesin ini terpaksa warga mengunakan mesin penyedot biasa merek sanyo.

Menurutnya, warga sudah menyampaikan keluhan tersebut kepada pihak pelaksana, namun malah warga yang dibebankan untuk membawa mesih yang rusak tersebut ke Jambi.

"Aneh, masak kita warga yang dibebankan. Seharusnya pihak pelaksana yang bertangung jawab sebagaimana mestinya," timpalnya.

Bedasarkan data yang berhasil dihimpun, selain proyek tahun 2018 tersebut, proyek di tahun 2019 lalu juga banyak bermasalah. Sedikitnya ada delapan titik proyek serupa di bangun dengan anggaran sekitar Rp 8 milyar lebih ini kondisinya telah mengalami kerusakan.

Diantaranya yang dibangun pada 2019 di lokasi Desa Dataran Pinang Kecamatan Kuala Betara, Desa Kampung Baru Kecamatan Betara, Kelurahan Tungkal 5 Kecamatan Seberang Kota, serta di Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan betara yang dibangun pada tahun 2018 lalu.

Diketahui proyek yang menelan anggaran milyaran yang pada tahun 2019 dikerjakan oleh CV Sentral Tampines pada Desember lalu. Kini hasil mutu dan kwalitas proyek tersebut menjadi sorotan dan keluhan masyarakat. lantaran hasil pekerjaanya dinilai masyarakat diduga asal jadi dan tidak profesional.

Masyarakat menuding pihak kontraktor ingin mencari untung banyak dan tidak profesionalnya pihak kosultan dalam melakukan pengawas, hingga diduga kuat ada aroma kongkalingkong dalam proyek ini melihat dari hasil pekerjaannya.

Bahkan, warga yang menghibahkan tanah juga mengungkapkankan kekecewaan hingga menyesal.

Razak, warga Rt .06 Kelurahan Tungkal Lima ini dengan tegas mengatakan sangat kecewa dan menyesal telah mehibahkan tanah dengan ukuran 10x10 untuk lokasi pembangunan.

"Mubazir saja saya mehibahkan tanah, kalau tau seperti ini pekerjaanya tidak mau saya hibahkan tanah," kesalnya.

"Tujuan saya hibahkan tanah agar pembangunan dapat betul-betul bermanfaat oleh warga, ini malah sebaliknya menjadi kekecewaan," ungkap Razak Kecewa.

Terpisah Pihak rekanan saat mau di konfirmasi oleh awak media PORTALBUANA.COM bungkam terkait masalah BWSS ini.(a.fidal)

0 Response

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel